Sosialisasi Bincang Literasi Melalui Kunjungan pada Jenjang Sekolah Menengah


Penulis: Reva Chaerunnisyah

Editor: Cesia Revita


Minat baca orang Indonesia khususnya di era globalisasi saat ini sangat perlu diperhatikan. Mengingat darurat literasi yang terus terjadi membuat kita semua perlu menanamkan kesadaran untuk memupuk literasi sebagai bentuk usaha dalam meningkatkan literasi di Indonesia.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Duta Literasi Indonesia (DLI) Provinsi DKI Jakarta adalah melakukan sosialisasi pada jenjang sekolah menengah. Pada kesempatan ini, SMP 199 Jakarta Timur mendapat kunjungan dari para Duta Literasi DKI Jakarta, Reva Chaerunnisyah dan Tamara Angela Manurung. Kehadiran DLI di sekolah tersebut dapat menyemarakkan program peningkatan literasi dengan cara yang asik melalui berbagai kegiatan, seperti sesi materi, sesi tanya jawab & kuis. 

Acara ini kemudian diakhiri dengan pemberian hadiah buku dari Penerbit Bentang Pustaka. Kegiatan kunjungan di SMP 199 Jaktim ini dilaksanakan pada hari Kamis, 25 April 2024, dan menuai respon baik juga antusiasme yang tinggi dari para siswa.

Selain itu, Reva dan Tamara juga melakukan sesi diskusi dengan siswa terkait hal yang membuat seseorang malas membaca. Beberapa alasan yang banyak disebutkan adalah anak muda generasi saat ini yang mudah bosan pada bacaan, kurangnya akses untuk mendapatkan buku bacaan, dan juga dipengaruhi oleh faktor teknologi gadget. 

"Mungkin seseorang bisa malas membaca karna bacaannya kurang menarik atau lebih banyak yang beralih ke gadget dan sebagainya," ujar salah satu siswa yang menyampaikan opininya pada sosialisasi tersebut.

Para perwakilan DLI juga menyampaikan bahwa sejumlah faktor yang disebutkan merupakan alasan dari seseorang malas membaca. UNESCO menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan kedua dari bawah terkait literasi dunia. Ini artinya darurat literasi memang masih terjadi di sekitar kita.

UNESCO juga menambahkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia berada di 0,001% yang artinya dari 1000 orang, hanya 1 orang yang gemar membaca. Kelangkaan akses, merupakan hal paling penting yang perlu dibenahi oleh para penggerak literasi maupun pemerintah. 

Disamping itu, Duta Literasi Indonesia Provinsi DKI Jakarta menekankan terdapat faktor internal dari alasan malas membaca. Salah satunya adalah persoalan mudah bosan pada bacaan. Hal ini disampaikan oleh salah satu perwakilan Duta Literasi saat sosialisasi.

"Faktor yang paling sulit diatasi adalah mudah bosan saat membaca buku. Hal ini sebenarnya bukan karna kita tidak tertarik dalam membaca namun, kita belum menemukan buku yang membuat kita tertarik untuk membacanya. Jadi, hal yang perlu dilakukan adalah mencari genre yang teman-teman sukai. Perluas genre bacaan dan terus atur pola membaca. Setidaknya atur jadwal 10-15 menit atau 2-3 halaman dalam sehari untuk membaca. Selain itu, jangan paksakan membaca buku yang tidak disukai, karna itu bisa membuat kita lelah dan mudah bosan dalam membaca," ujar Reva Chaerunnisyah, salah satu perwakilan DLI DKI Jakarta. 

Para perwakilan DLI mengatakan bahwa para siswa di SMP 199 Jakarta sangat antusias dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Terutama pada sesi sharing dan tanya jawab yang di dalamnya berisi banyak opini dari adik-adik yang dapat memperluas diskusi terkait literasi.

Sosialisasi literasi semacam ini disambut baik oleh pihak sekolah. Bahkan, sekolah ini telah menerapkan program literasi pagi yang dilakukan secara rutin, sehingga hal itu tentu berdampak baik untuk siswa.


Suksesnya kegiatan sosialisasi literasi ini tak luput dari bantuan Penerbit Bentang Pustaka yang secara simbolis telah memberikan buku kepada adik-adik di sekolah. Dengan harapan makin banyak anak sekolah yang gemar membaca

Selain literasi perlu digalakkan sejak usia kanak-kanak, membaca buku dan cinta kepada buku juga perlu terus disuarakan pada kalangan remaja agar bisa direalisasikan oleh banyak kalangan.

DLI Indonesia Provinsi DKI Jakarta berharap dengan adanya program sosialisasi seperti ini mampu meningkatkan minat baca masyarakat khususnya pada jenjang sekolah. Berbagai pihak yang terkait seperti instansi, orang tua, guru ataupun pemerintah diharapkan mampu untuk terus memberi dukungan positif dalam peningkatan literasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Ciri Ciri Jam G Shock Original, Casio Asli

Aplikasi Kamus Bahasa Madura Online dan Offline Gratis

Cara Melihat Unfollowers Instagram Tanpa Aplikasi, Dijamin Berhasil